Kapan dikatakan seorang ahli bedah disebut lansia untuk melaksanakan kegiatan operasi bedah/pembedahan? Pertanyaan ini sulit untuk dijawab karena menyangkut perasaan atas rasa mampu diri, berbagai kebutuhan dan harapan masyarakat, dan banyak isu hukum kompleks lainnya.
Beberapa ahli bedah dengan sukses melakukan praktik medik dan bedah mereka hingga usia 80-an atau lebih. Di lain pihak, kita semua tahu bahwa tingkat kemampuan memutuskan sesuatu hal penting mulai menurun dalam usia pertengahan 60-an.
Di Amerika, meskipun di semua negara bagiannya telah memiliki batasan usia minimal untuk dapat melaksanakan praktik medik, namun tidak satupun di antaranya yang memiliki batasan usia maksimalnya. Kecuali keinginan yang kuat untuk kembali menimbang berbagai permasalahan sekitar ahli bedah usia lanjut, literatur ilmiah di seputaran subjek ini masih terbatas. Tidak seorangpun yang telah melakukan satu studi definitif membandingkan hasil luaran tindakan bedah dengan usia ahli bedah.
Sejumlah literatur telah ada, bagaimanapun, yang membandingkan, masih di seputaran masalah ini, hasil-hasil klinis dengan usia klinisi. Satu analisis literatur terkait masalah pengalaman klinis dan kualitas rawatan menemukan bahwa usia kronologis dan pengalaman klinis adalah terkait erat (untuk beberapa alasan). Dari 62 artikel yang diteliti ulang, dilaporkan beberapa hal berikut.
Sekitar setengah dari jumlah artikel melaporkan satu penurunan dalam performance dengan meningkatnya pengalaman (=dokter lansia).
21% menunjukkan satu penurunan yang sama, namun tidak seluruhnya, kriteria hasil luaran layanan.
3% mula-mula menunjukkan terdapat peningkatan dan kemudian penurunan hasil luaran layanan dengan meningkatnya pengalaman.
21% menunjukkan tidak terdapat hubungan antara usia dan hasil luaran layanan.
2% menunjukkan beberapa perbaikan hasil luaran layanan melalui pengalaman.
2% menunjukkan perbaikan dalam seluruh hasil luaran layanan melalui pengalaman.
Para peneliti dalam semua literatur di atas menggunakan kriteria berbeda untuk mengukur hasil luaran, namun secara umum adalah tertuju pada kegagalan dalam memegang (atau ”memercayai”) rekomendasi-rekimendasi terkini untuk hal-hal tertentu, seperti kriteria transfusi darah atau penggunaan beta-blocker, aspirin, agen thrombolitik, dan banyak hal lainnya. Artikel yang diteliti ulang si atas tidaklah menunjukkan pada hasil luaran pembedahan dikaitkan dengan usia atau pengalaman.
Mirip mengemudikan mobil?
Dengan tanpa tersedianya literatur memadai yang membandingkan usia sang ahli bedah dengan hasil luaran pembedahannya, bagaimana kita dapat memulai untuk membuat rekomendasi yang memiliki suatu validitas? Penelitian tentang tingkat kebugaran untuk dapat menyetir sebuah mobil mungkin memiliki beberapa hal yang dapat diaplikasikan. Pada tahun 2001, satu battrey pendek uji psikologi baku dikembangkan sebagai satu panel untuk saringan bugar-untuk-menyetir. Para peneliti membandingkan hasil dari uji tertulis ini dengan satu uji battrey yang lebih komprehensif, dan dengan bantuan komputer dan keduanya di validasi dengan laporan-laporan dua instruktur mengemudi yang secara independen menilai subjek di lapangan, yaitu saat mengemudikan mobil.
Uji tertulis, yang mengukur beberapa fungsi kognitif yang diperkirakan sebagai hal penting untuk mengemudi yang aman, adalah reliable secara fair, apalagi melalui bantuan komputer sehingga menghasilkan akaurasi yang lebih baik. Berdasarkan peneliti tersebut, ”pada kebanyakan dari waktu, kompleksitas dari menyetirnya adalah tidak dialami oleh karena banyak aspek menyetir sangat otomatik”.
”Bilamana satu masalah kognitif muncul, bagaimanapun, satu distorsi dari sistim pemrosesan informasi yang kompleks dapat menghasilkan satu situasi yang sangat berbahaya. Hal ini mungkin sebagai alasan mengapa beberapa peneliti dapat menunjukkan bahwa variabel-variabel kognitif adalah merupakan satu faktor penyebab penting kecelakaan yang dialami penyetir-penyetir tua”. Perkataan-perkataan tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan juga pada berbagai situsasi pembedahan.
Para peneliti memilih uji yang mengukur ”visuo-sensory, visio perceptual, dan fungsi-fungsi visuospatial, perbedaan berbagai fungsi atensi dasar, luas lapagan pandang berbagai proses otomatik/terkontrol, fleksibilitas kognitif, sistim psikomotor, dan fungsi-fungsi perencanaan eksekutif. Mereka merasa puas bhawa battery penyaring pendek mereka dapat bekerja sebagai satu langkah awal yang bermanfaat dalam menentukan kemampuan menyetir seseorang yang masuk dalam kelompok populasi usia tua. Secara bersama mereka menunjukkan bahwa, pada sebagian besar wilayah hukum, penentuan menyetir dimulai dengan satu perintah pengadilan, biayanya setelah kecelakaan atau hal lain yang bertentangan dengan penguasa. Para peneliti menyebutkan bahwa hal ini tidaklah cukup baik dalam melindungi masyarakat.
Penentuan kemampuan fisik teknik bedah
Akankah satu jenis uji saring untuk pembedahan dikembangkan yang akan berlaku sama sebagaimana halnya dengan battrey bugar-untuk-menyetir? Diperkirakan jawabannya, ya. Faktanya, aslinya pertanyaan itu, bahwa kelompok yang akan diuji adalah identik. Secara umum, screening battrey di atas tidak mencakup peertanyaan-pertanyaan yang terkait secara khusus untuk menyetir sebuah mobil; isntead, uji tersebut menggunakan uji psikologis terstandarisasi yang mengukur satu variasi fungsi-fungsi dari kognitif, motor, dan visual.
Pengujian nyata kemampuan fisik teknik bedah – sebagaimana terhadap fungsi kognitif yang harus diaplikasikan pada kemampuan fisik bedah – mungkin menjadi lebih trickie untuk dilaksanakan. Meskipun beberapa keahlian bedah dan program residensi orthopedi memiliki laboratorium kemampuan fungsi motor dan tugas-tugas terstandarisasi untuk pelatihan dan pengambilan keputusan, validitas pengukuran-pengukuran seperti itu haruslah dibuktikan. Berbagai hal itu akan juga menjadi jauh lebih sulit dilaksanakan dibandingkan diputuskan secara tertulis atau berbasis komputer.
Sebagaimana halnya dengan analisis bugar-untuk-menyetir, satu penentuan kemampuan fisik motor mungkin terbatas ditujukan kepada mereka yang gagal lulus dalam satu uji saring awal tertulis atau berbasis komputer. Sebagai alternatif , satu penentuan kemampuan fisik motor dapat dilakukan bilamana beberapa entitas memunculkan satu pertanyaan disputed dari kompetensi.
Sebelum mulai menghakimi kompetensi sejawat ahli bedah orthopedi kita, bagaimanapun, keberadaan isu tentang kompetensi terkait usia haruslah nyata ada. Meskipun literatur ilmiah sekarang berisi penuh dengan volume yang terkait studi hasil luaran pembedahan termasuk berbagai prosedur pembedahan, analisis terkait usia dari hasil luaran pembedahan tidaklah ada. Melaksanakan satu studi seperti itu, bagaimanapun, tidaklah akan menjadi lebih menantang dibandingkan mengerjakan studi sekitaran hasi luaran. Data medicare yang melihat pada indikator-indikator rawatan yang ”good” dan ”bad”, seperti angka infeksi operasi bersih, mortalitas perioperatif, angka kembali MRS (readmission), LOS, dll dapat digunakan dalam membandingkan kelompok ahli bedah berdasar pada usia.
Apakah usia merupakan isu?
Sebelum membuat satu rekomendasi mengenai pengujian kompetensi, pertama-tama yang harus dilakukan adalah menentukan masalah dan besaran gaung masalahnya. Meskipun beberapa anggota perkumpulan ahli bedah orthopedi mungkin akan mendebat bahwa satu laporan yang tidak enak akan menyakitkan keanggotaannya – dan bahkan mungkin memulai adanya tuntutan hukum melawan para ahli bedah orthopedi yang lebih tua – bila kita sendiri tidak melaksanakan satu proyek seperti itu, maka tidak diragukan lagi para ahli biostatistik dari kesehatan masyarakat universitaslah yang akan melakukannya.
Dalam satu survei akhir-akhir ini, lebih dari 500 ahli bedah orthopedi yang pensiun ditanyakan kenapa mereka pensiun, responnya: ”Saya tidak lagi merasa kompeten” tidak dicatat oleh seorangpun. Hal ini mungkin merupakan satu hasil dari self-selection bias, namun setidaknya hasil-hasil survei tersebut bersifat instruktif. Usia sendiri tidaklah merupakan isu penting. Instead, masalahnya hanya satu, yaitu kompetensi dan efeknya pada hasil luaran klinis dan pembedahan.
Surat ijin melakukan praktek kedokteran dan pembedahan adalah merupakan bailiwick eksklusif dari pemberi ijin sah negara bagian di Amerika. Bila kita perhatikan cara-cara di masing-masing negara bagian di Amerika mengelola perhatian mengenai penyetir-penyetir usia tua untuk gain insight menjadi bagaimana entitas yang sama tersebut dapat berrespon untuk mendorong perubahan dalam pemberian ijin medikal bagi dokter-dokter usia tua, ditemukan satu variasi astounding di antara negara-negara bagian. Tingkat sebaran dari leniency berrentang dari Tennessee, di mana pengemudi usia 65 ke atas tidak harus terganggu untuk memperbaharui perijinan mereka, hingga Illinois, di mana yang biasanya pembaharuan perijinan dilakukan tiap empat tahun diperpendek menjadi tiap dua tahun bagi pengemudi usia 81 hingga 85, dan setiap satu tahun bagi pengemudi usia 87 ke atas.
Banyak negara bagian di Amerika tidak membedakan di antara pengemudi-pengemudi dengan usia berbeda; beberapa di antaranya dengan pertimbangan, hal tersebut tidak sesuai dengan perundang-undangan meskipun diketahui bahwa satu perbedaan dalam usia untuk mengemudi yang aman mungkin ada. Sehingga, setiap usulan menyangkut ahli bedah usia tua sepertinya akan berdampak kecil atau tidak samasekali pada penentu kebijakan seperti itu.
Dengan tanpa memperhatikan isu spesifik tentang ahli bedah usia tua, setidaknya dipertimbangkan persoalan kompetensi dokter sebagaimana termaktub dalam garis-garis besar tuntunan etik dalam lingkup ini yang sebagai berikut:
”Untuk mempertahankan kualitas tampilan (performance) mereka, dokter memiliki satu tanggung jawab untuk memelihara kesehatan dan kebugarannya, construed secara luas sebagaimana mencegah atau mengobati penyakit-penyakitakut atau kronis, termasuk penyakit mental, ketunaan, dan tekanan pekerjaan. Bila kesehatan dan kebugarannya terganggu, maka mungkin keselamatan dan keefektifan layanan medis di provide. Bila kegagalan kesehatan fisik atau mental mencapai titik yang mengganggu kemampuan seorang dokter untuk mengisi aktifitas profesionalnya dengan aman, maka dokter tersebut dikatakan berada dalam keadaan terganggu (impaired)”
Sebagai tambahan dalam mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat, setiap dokter harus memiliki seorang dokter pribadi yang secara objektif tidak sedang dalam keadaan terganggu. Dokter yang kesehatan atau kebugarannya terganggu harus melakukan pemeriksaan untuk mitigate masalahnya, bila perlu mencari bantuan secara benar, dan berpartisipasi dalam satu penilaian diri yang bersahabat dari kemampuan mereka untuk melanjutkan prakteknya. Dokter-dokter yang merawat koleganya haruslah tidak disclose dengan tanpa physician’s-patient consent setiap aspek dari rawatan medis mereka, kecuali sebagaimana diperlukan oleh hukum, oleh obligasi etik dan profesional, atau bila untuk kepentingan melindungi pasien dari bahaya. Melalui cara-cara seperti itu, hanya sejuimlah sedikit informasi saja dibutuhkan oleh hukum atau untuk mempertahankan keselamatan pasien harus di disclose.
Tanggung jawab profesi
Profesi medis memiliki satu obligasi untuk meyakinkan bahwa keanggotaannya adalah mampu untuk menyediakan rawatan yang aman dan efektif. Obligasi ini di discharge melalui langkah-langkah berikut:
Mempromosikan kesehatan dan kebugaran di antara para dokter.
Mendukung peers dalam mengidentifikasi dokter-dokter yang membutuhkan bantuan
Mengintervensi secara prompt saat kesehatan atau kebugaran seorang kolega menunjukkan adanya gangguan, termasuk mendorong agar tetap tabah, membantu semua keperluan, atau merujuk ke satu program kesehatan dokter.
Establishing program-program kesehatan dokter yang menyediakan satu lingkungan yang mendukung untuk mempertahankan dan me-restore kesehatan dan kebugaran.
Establishing berbagai mekanisme untuk membenarkan bahwa dokter-dokter yang mengalami gangguan, segera mengurangi kegiatan praktik mereka.
Membantu kolega recovered ketika membuat laporan akhir rawatan pasien.
Melaporkan dokter-dokter yang mengalami gangguan yang melanjutkan kegiatan praktik mereka, kecuali adanya bantuan asisten yang reasonable, ke badan-badan yang sesuai sebagaimana dibutuhkan menurut hukum dan/atau obligasi etikal.
Sebelum mengambil posisi pada permasalahan mengenai ahli bedah usia tua, perkumpulan ahli bedah orthopedi mungkin berkeinginan untuk memasukkan beberapa pertanyaan dalam survey tahunan mereka untuk memperjelas permasalahan. Likewise, mungkin a query liabilitas karier dokter dapat menyediakan informasi sekitaran seberapa sering litigasi malpraktik yang melawan ahli bedah orthopedi yang bergantung pada usia sang dokter saat satu alleged tort.
Beberapa ahli bedah, mungkin bertanya-tanya apakah mereka, sebagai fakta, merasa ”kehilangan sesuatu” yang berkaitan dengan kemampuan bedah mereka, ataukah mungkin berkeinginan akan tersedianya satu mekanisme untuk menentukan kemampuan fisik visual-motor mereka sendiri. Kemungkinan perkumpulan ahli bedah orthopedi dapat menelusuri arah seperti ini, lalu kemudian membentuk satu program berdasar komputer yang mana para ahli bedah dapat mengaksesnya dari kantor mereka sendiri (gratis, mungkin) atau melalui pertemuan tahunan untuk melihat apakah mereka masih memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas sesuai latihan yang mereka dapatkan untuk bertahun-tahun sebelumnya.
Sebagai alternatif, mungkin seorang ahli bedah yang menghadapi satu klaim malpraktik dapat menggunakan satu program seperti itu untuk mengonfirmasi bahwa ia masih memiliki satu officially sanctioned skill set yang cukup untuk menjalankan prosedur-prosedur bedah. Telah dikatakan bahwa, ahli-ahli hukum malpraktik menikmati dalam menuntut ahli bedah berusia lebih dari 75 tahun, oleh karena kemenangan dalam ruang pengadilan adalah seringkali merupakan satu slam-dunk, tidak bergantung dari pola fakta sebenarnya dalam kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar