Kamis, 21 Maret 2013

Brosur Orthopedi & Traumatologi (III): Membantu Fraktur untuk Dapat Sembuh (Orthobiologi)

Ortobiologi merupakan bahan-bahan senyawa yang pakai oleh ahli bedah orthopedi untuk menyembuhkan penderita cedera menjadi lebih cepat. Bahan-bahan itu digunakan untuk membesut penyembuhan tulang yang patah dan otot, tendon, dan ligamen yang cedera. Produk-produk ini dibuat dari bahan-bahan senyawa yang adalah secara alami dapat dijumpai dalam tubuh anda. Ketika bahan-bahan tersebut digunakan dalam konsentrasi tinggi, mereka dapat membantu memercepat proses penyembuhan.

Tulisan ini memusatkan pada bermacam orthobiologi yang biasa digunakan ahli bedah orthopedi untuk membantu penyembuhan tulang patah.

Proses Penyembuhan

Ketika tulang, otot, atau tendon anda cedera, maka akan terjadi pendarahan masuk ke dalam area yang cedera. Pendarahan ini merupakan landasan/fondamen bagi berlangsungnya respon penyembuhan. Ia menyediakan satu cara untuk faktor-faktor penyembuhan mencapai lokasi cedera. (Faktor-faktor penyembuhan merupakan bahan-bahan senyawa yang berperan dalam proses penyembuhan).

Di samping pendarahan, terdapat tiga faktor yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Keseluruhannya adalah bahan-bahan senyawa orthobiologi. Bahan-bahan itu adalah:







Gambar 1. Hubungan di antara matriks (jaringan sekitar sel-sel), faktor-faktor pertumbuhan, dan sel punca.

·    Matriks. Ini dapat dikatakan sebagai rumah di mana sel-sel hidup dan di mana mereka akan tumbuh subur yang nantinya menghasilkan tulang, tendon, atau ligamen. Material matriks adalah bersifat konduktif. Ini artinya ia dapat membentuk blok-blok bangunan yang membantu mengisi sela-sela tulang yang ada.

·    Faktor Pertumbuhan. Bahan-bahan ini merupakan bermacsm jenis berbeda dari protein yang dibutuhkan bagi sel-sel untuk bekerja selama proses penyembuhan. Beberapa protein membantu memercepat proses penyembuhan, sementara yang lainnya membantu mengontrolnya atau memerlambatkannya. Semua elemen ini tidak jauh berbeda dengan vitamin yang anda minum setiap hari untuk memerbaiki kesehatan dan fungsi tubuh.

·    Sel Punca. Sel-sel ini merupakan sel khusus dalam tubuh anda yang dapat berubah menjadi tipe-tipe sel lain. Selama proses penyembuhan, sel-sel punca dipanggil untuk bergerak menuju bagian-bagian tubuh anda yang membutuhkan perbaikan. Berbagai faktor dalam area tersebut memengaruhi sel punca untuk menjadi sel-sel perbaikan. Penting untuk dicatat bahwa sel punca yang sama yang membantu perbaikan tulang dapat juga memerbaiki sebuah tendon atau ligamen.

1  Matriks (Material Konduktif)




Gambar 2. Foto sinar-x memerlihatkan sebuah tulang kering (tibia)yang patah dengan sebuah sela tulang lebar, atau void. Sebuah rod  metal ditempatkan dalam rongga sumsum dari tulang itu untuk membantu memertahankan posisinya.

Matriks, atau material konduktif, menyediakan kemampuan merumahkan sel-sel punca sementara mereka bertumbuh menjadi sel-sel dewasa. Bila sel-sel punca tidak memiliki sebuah rumah untuk tumbuh, mereka tidak dapat berkembang menjadi sel-sel perbaikan yang dapat menyembuhkan tulang, otot, tendon, atau kartilago.

Saat ketika seseorang tulangnya patah atau fraktur, proses penyembuhanpun dimulai. Sepanjang kebanyakan dari bahan-bahan senyawa untuk tulang tidak hilang, sel-sel punca harus mampu untuk membuat tulang baru dan mendorong penyembuhan. Bila, bagaimanapun, seporsi bermakna dari tulang yang patah menghilang, maka sebagai hasilnya akan terdapat sebuah sela yang besar. Ini dapat terjadi bilamana tulang itu hancur, atau patah menjadi beberapa potongan dan keluar lewat menembus kulit.

Di bawah semua keadaan ini, sela tulang harus diisi dengan matriks, atau material konduktif, dalam rangka sebagai rumah sel-sel punca. Terdapat beberapa tipe bahan-bahan senyawa yang dapat digunakan untuk tujuan ini.

1.1 Sulihan Tulang/Bone Grafts
Sulihan tulang seringkali dipakai sebagai material matriks. Terdapat dua tipe dari sulihan tulang.

Otograf. Sulihan asal tubuh sendiri. Sebuah sulihan tulang dapat diperoleh dari pasien sendiri. Tipe sulihan ini disebut sebagai sebuah otograf. Banyak tulang berbeda dapat dipakai untuk menyuplai sulihan. Sulihan paling umum diambilkan dari krista iliaka, yang merupakan bagian dari tulang pinggul/pelvis.

Memanen sebuah sulihan tulang membutuhkan torehan bedah tambahan selama sebuah tindakan operasi pengobatan cedera. Ini membuat lama pembedahan memanjang dan dapat menyebabkan meningkatnya nyeri atau risiko infeksi setelah operasi. Walaupun otograf telah digunakan dengan hasil yang baik, beberapa orang mungkin kadangkala mengalami nyeri pada lokasi di mana tulang diambil (lokasi donor).
Gambar 3. Kebanyakan otograf dipanen dari krista iliak tulang panggul.

Alograf. Sebuah alternatif untuk mendapatkan sulihan tulang dari pasien disebut sebagai alograf, yakni tulang kadaver (orang yang sudah meninggal). Sebuah alograf biasanya diperoleh melalui satu bank tulang. Seperti halnya organ yang lain, jaringan tulang dapat disumbangkan setelah kematian.


Gambar 4. Gambar ini memerlihatkan sebuah pandangan mikroskopik dari material matriks tulang dan tipe lobang-lobangnya yang diperlukan untuk merumahkan sel-sel punca.

Pemakaian alograf telah berkembang karena tindakan ini menghindarkan risiko nyeri pada lokasi pengambilan tulang pada tindakan otograf (lihat di atas). Terdapat risiko dan keuntungan untuk kedua tipe sulihan tulang ini yang mana oleh dokter hal ini akan didiskusikan dengan anda.

1.2 Material Matriks Buatan
Material buatan, seperti misalnya kalsium fosfat, dapat juga dipakai untuk tujuan mengisi sebuah ruang kosong yang besar di antara ujung-ujung tulang. Ketika diobati dengan tepat, kalsium fosfat dapat membentuk material yang sangat menyerupai tulang. Ia mengndung lobang-lobang yang berukuran benar untuk sel-sel punca memasukinya dan berkembang menjadi sel-sel dewasa.
Kalsium fosfat maupun tulang kadaver mengurangi nyeri dan risiko lainnya yang dapat timbul bila melakukan tindakan bedah ekstra dalam memanen satu otograf.

2 Faktor Pertumbuhan

Faktor pertumbuhan dijumpai di dalam tulang dalam konsentrasi rendah, dan pada bagian-bagian lain dari tubuh anda. Mereka dapat dihasilkan dalam konsentrasi tinggi melalui teknik perekayasaan genetik.

Banyak sekali karya-karya yang sedang dilaksanakan menggunakan perekayasaan jaringan guna membantu mengatasi masalah-masalah medik. Perekayasaan genetik telah membuat kemajuan besar dalam membuat tulang menyembuh lebih cepat dan lebih baik.

Perekayasaan genetik dapat menghasilkan sejumlah besar elemen-elemen yang dibutuhkan dalam bentuknya yang murni. Selama proses perekayasaan genetik, sinyal-sinyal di dalam sel diubah dalam rangka menukar fungsi sel. Dalam membantu penyembuhan tulang, sel-sel dapat berubah menjadi pabrik yang dapat menghasilkan protein-protein faktor pertumbuhan.

2.1 Protein Faktor Pertumbuhan dan Penyembuhan Tulang
Protein faktor pertumbuhan memainkan sebuah peran penting dalam proses penyembuhan. Mereka memanggil sel-sel punca menuju ke lokasi cedera. Ini disebut khemoatraksi. Sel-sel punca ditarik menuju ke area yang mengalami cedera di mana mereka berkembang menjadi sel-sel “perbaikan”.

Khemoatraksi bekerja hanya ketika terdapat satu suplai darah yang baik sekitar daerah yang cedera. Bila tidak terdapat aliran darah yang baik, protein-protein itu tidak dapat menarik sel-sel punca, atau tidak dapat menyediakan mereka sebuah jalan untuk melintas menuju area di mana mereka dibutuhkan.

2.2 Bone Morphogenetic Proteins
Banyak tipe protein membantu dalam penyembuhan tulang dan dapat dihasilkan dengan perekayasaan genetik. Yang paling kuat di antaranya adalah bone morphogenetic proteins (BMPs).

Semua protein sintetik ini juga membantu dalam penyembuhan otot, tendon, dan tulang rawan sendi. Ditemukan sepanjang tahun 1960an, hari ini BMPs dihasilkan dalam jumlah cukup banyak untuk secara efektif memercepat penyembuhan tulang yang mengalami kerusakan, khususnya pada fraktur yang memiliki sebuah penyembuhan yang sulit.

3 Sel Punca

Dari semua tipe sel, sel punca memiliki potensi tertinggi untuk mendorong penyembuhan. Sebagaimana didiskusikan di atas, sel punca merupakan sel imatur (belum matang) yang dipengaruhi oleh semua di sekelilingnya. Ketika dibawa ke sebuah lokasi cedera, sebuah sel punca dapat berkembang menjadi jenis sel yang diperlukan untuk membantu penyembuhan – tulang, otot, ligamen, dan tulang rawan sendi.

Gambar 5. Sel punca dapat berubah menjadi otot, tendon, tulang, atau tulang rawan sendi.

Karena kemampuan menyembuhkan dari sel punca, dokter kemudian mengembangkan cara-cara untuk membawa sel punca ke satu lokasi cedera lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar. Langkah pertama dalam proses ini adalah mendapatkan sel-sel punca. Hal ini dapat dilakukan dengan memanen mereka dari pasien, atau lewat sebuah program donor sel punca.

3.1 Memanen Sel Punca
Terdapat banyak sumber sel punca dalam tubuh manusia. Sumber paling pentingnya adalah sumsum tulang. Sumsum tulang berlokasi dalam pusat dari tulang-tulang panjang, seperti misalnya tulang lengan atas anda, lengan bawah, paha, dan tungkai bawah. Tulang panggul/pelvis mengandung konsentrasi tertinggi sel punca. Dengan begitu, sumsum tulang dalam tulang panggul anda adalah sumber paling umum untuk memanen sel punca.

Dokter menarik keluar sel punca dari sumsum tulang dengan sebuah jarum, dalam cara yang sama dengan darah ditarik keluar dari lengan atas anda untuk satu pengujian tertentu. Seorang ahli bedah orthopedi kemudian memasukkan suplai sel punca yang banyak ini ke dalam lokasi cedera. Ini mengurangi waktu yang diperlukan bagi sel punca mencapai lokasi cedera menurut cara mereka dan mengirim mereka dalam satu konsentrasi yang lebih tinggi, yang mana ini akan memercepat proses penyembuhan.

3.2 Pendonoran Sel Punca
Ahli bedah orthopedi dapat juga menggunakan donor sel punca untuk mendorong penyembuhan. Dalam cara yang banyak kesamaannya dengan transfusi darah yang membantu jutaan pasien setiap tahun, sel punca diambil dari donor setelah mereka meninggal membantu jutaan pasien orthopedi. Ketika sel-sel ini dipanen, mereka diobati sedemikian sehingga mereka tidak akan menyiptakan satu reaksi imun atau alergi pada pasien.

Orthobiologi di Masa Datang

Setiap tahun, terdapat banyak perkembangan baru dalam area orthobiologi. Sebagai contoh, peneliti saat ini bekerja pada sebuah “lem tulang” yang akan tidak hanya memerbaiki tulang yang patah, namun juga menyediakan bahan-bahan senyawa untuk membantu proses penyembuhan. Saat ini, lem tulang belum terbukti efektif, dan belum tersedia. Bagaimanapun, mereka memiliki potensi yang sangat baik di masa depan.

Saat ini, dokter memiliki banyak pilihan untuk membantu sistim muskuloskeletal (sistim otot dan kerangka) menyembuh dibandingkan dengan yang mereka miliki 15 tahun lalu ketika kebanyakan orthobiologi tidaklah tersedia. Tujuannya tiada lain adalah untuk mengusahakan pasien dapat kembali seperti keadaan mereka sebelum mengalami cedera.

Senin, 18 Maret 2013

Brosur Orthopedi & Traumatologi (II): Fiksasi Internal Fraktur

Ketika anggota dari perkumpulan ahli-ahli bedah orthopedi di dunia ini diminta untuk mengurut kemajuan paling bermakna dalam pengobatan patah tulang selama abad ke duapuluh, maka perkembangan fiksasi internal akan menempati ranking tinggi pada daftar urutan itu.

Fiksasi internal memungkinkan hari rawat inap yang lebih pendek, memungkinkan penderitanya kembali ke aktifitas semula lebih awal dan menurunkan insiden nounion (tidak menyambung) dan malunion (menyambung dalam posisi tidak benar).

Sebuah tulang yang patah harus dengan hati-hati difiksasi dalam posisinya dan disangga hingga ia cukup kuat nantinya untuk menopang beban. Hingga akhir abad lalu, dokter mengandalkan gips dan belat (splint) untuk penyanggaan tulang dari luar tubuh (fiksasi eksternal). Namun, dengan berkembangnya bedah suci hama (steril) yang mengurangi risiko infeksi, ini memungkinkan dokter dapat bekerja langsung masuk berhadapan dengan tulang dan dapat menanam material dalam tubuh.

Material-material baru seperti misalnya stainless steel, kobalt dan titanium tidak hanya tahan lama, tetapi juga memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyangga tulang. Semua material ini juga cocok/sesuai/harmonis dengan tubuh dan jarang menyebabkan satu reaksi alergi atau gagal implan.

Tipe paling umum dari fiksasi internal adalah wire, plat, rod, pin, nail, dan sekrup digunakan di dalam tubuh untuk menyangga tulang secara langsung.

Wire

Wire seringkali digunakan sebagai jahitan atau benang guna “menjahit” tulang kembali bergabung bersama.
·    Dapat dipakai bersama-sama dengan bentuk-bentuk lain fiksasi internal untuk memegang tulang.
·    Dapat digunakan sendiri-sendiri untuk mengobati fraktur tulang-tulang kecil, seperti misalnya yang dijumpai pada tangan dan kaki.

Pin
·    Pin menahan potongan tulang bersama-sama. Mereka biasanya diakai pada potongan-potongan tulang yang terlalu kecil untuk difiksasi dengan sekrup.
·    Semua pin biasanya dilepaskan setelah satu panjang waktu tertentu, namun mungkin dapat ditinggal untuk menetap pada beberapa jenis fraktur.

Plat
Plat mirip seperti bidai internal yang memegang ujung-ujung fraktur tulang bersama-sama.
·    Dibentngkan pada tulang dan disekrup pada tempatnya. Bila kedua tulang berjalan paralel satu sama lainnya sama-sama pecah, seperti misalnya pada anggota gerak bawah, pemasangan plat pada satu tulang adalah menyediakan cukup penyanggaan juga bagi tulang satunya.
·     Mungkin dapat dibiarkan terus pada tempatnya atau dilepaskan (pada kasus terpilih) setelah sembuh sempurna.

Nail atau Rod
Pada beberapa fraktur tulang panjang, cara terbaik untuk menyejajarkan ujung-ujung tulang adalah dengan memasukkan sebuah rod atau nail melalui rongga pusat tulang yang dalam keadaan normalnya berisikan sumsum.
·    Dipertahankan pada tempatnya menggunakan sekrup hingga fraktur sembuh.
·    Dapat dibiarkan terus dalam tulang setelah penyembuhan sempurna.

Sekrup
Dari pada semua tipe implan, sekrup tulang dipakai untuk fiksasi lebih sering. Walaupun sekrup tulang merupakan sebuah peralatan sederhana, terdapat beberapa disain yang didasarkan atas bagaimana sekrup tersebut akan dipakai.
·    Dapat dipakai sendiri-sendiri untuk memegang fraktur, demikian juga bersama dengan plat, rod, atau nail.
·    Dapat didisain untuk satu tipe spesifik fraktur.
·    Dapat dibiarkan terus berada pada tempatnya, atau dilepaskan setelah tulang sembuh.

Fiksasi Eksternal
Pin, sekrup dan rod juga dipakai untuk menyiptakan alat fiksasi eksternal, seperti misalnya rangka dan gelangan. Walau mereka terletak di luar tubuh, sekrup dan pin masuk ke dalam tubuh menembus kulit dan otot untuk berhubungan dengan tulang. Dalam cara ini, mereka berbeda dari gips dan bidai yang hanya mengandalkan pada penyanggaan eksternal. Mungkin terdapat sedikit reaksi radang atau, yang kurang umum, infeksi terkait pemakaian alat fiksasi eksternal. Secara normal, semua ini dapat ditangani dengan perawatan luka dan/atau minum obat antibiotik.

Hal lain yang perlu diperhatikan

Kondisi suci hama dan kemajuan pada teknik pembedahan menurunkan, namun tidak memmbuang, risiko infeksi ketika fiksasi internal dipakai. Tingkat parah fraktur, lokasi, dan keadaan kesehatan pasiennya seluruhnya harus dipertimbangkan.

Tambahannya, tidak ada teknik yang ampuh. Fraktur mungkin tidak sembuh dengan benar. Plat atau rod mungkin patah atau berubah bentuk, atau pasien mungkin memiliki satu reaksi alergi terhadap implan. Walaupun beberapa media memusatkan perhatiannya pada kemungkinan kanker dapat berkembang dekat-dekat sekitar implan yang dipakai jangka waktu lama, terdapat sedikit bukti saja yang mencatat timbulnya risiko kanker secara nyata dan lebih banyak bukti lainnya yang melawan kemungkinan terjadi seperti itu. Ahli bedah orthopedi terus menerus melanjutkan penelitian mereka untuk mengembangkan metoda yang semakin baik dalam mengobati fraktur.

Brosur Orthopedi dan Traumatologi (I): Fraktur (Patah Tulang)

Fraktur adalah patah tulang. Sebuah tulang dapat patah secara penuh/komplit atau sebagiannya dalam berbagai cara (melintang, membujur, atau terpecah banyak).

Tipe-tipe Fraktur

Tulang adalah kaku, namun mereka dapat tertekuk atau sedikit “menyerah” ketika diberikan gaya kekuatan dari luar. Namun, bila gaya kekuatan terlalu besar, tulang akan patah, persis seperti sebuah penggaris plastik patah ketika ia dibengkokkan terlalu keras.
Keparahan sebuah patah tulang biasanya bergantung pada gaya kekuatan yang menyebabkannya patah. Bila titik batas patah yang dimiliki tulang terlampaui hanya sedikit, maka tulang dapat retak saja dari pada patah keseluruhannya. Bila gaya kekuatannya ekstrem, seperti misalnya pada sebuah tabrakan kendaraan bermotor atau tembakan senjata api, tulang dapat menjadi remuk.
Bila tulang patah sedemikian rupa di mana pecahan  patahannya menonjol keluar kulit, atau bila terdapat  luka yang menembus ke dalam hingga mencapai tulang yang patah, maka fraktur itu disebut sebagai fraktur “terbuka”. Tipe fraktur ini adalah sangat serius karena sekali kulit itu rusak, maka infeksi baik pada kulit maupun tulang dapat terjadi.

Tipe-tipe umum fraktur meliputi:

·    Fraktur stabil. Ujung-ujung patahan tulangnya berada pada satu garis dan “hampir” saja keluar dari tempatnya.
·    Fraktur terbuka, kompleks. Kulit mungkin bobol tertusuk oleh tulang atau oleh sebuah benturan yang menyebabkan kulit terluka pada saat fraktur. Tulang mungkin nampak atau mungkin tidak kelihatan pada luka kulit.
·    Fraktur mendatar/transfers. Tipe fraktur ini memiliki garis fraktur horizontal.
·    Fraktur serong/oblik.  Tipe fraktur ini memiliki sebuah pola menyiku/menyudut.
-    Fraktur terpecah/kominutif. Pada fraktur tipe ini, tulang remuk menjadi tiga potongan atau lebih.


Gambar 1
Tipe-tipe fraktur.

Penyebab

Penyebab umum fraktur adalah:

·    Trauma. Jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atau kaki terganjal pemain lawan saat pertandingan sepak bola semuanya dapat menghasilkan fraktur.
·    Osteoporosis. Penyakit ini melemahkan tulang dan membuatnya lebih memungkinkan untuk patah.
·    Penggunaan berlebih-lebihan. Gerakan berulang-ulang dapat melelahkan otot dan sehingga menempatkan lebih banyak gaya kekuatan pada tulang/tulang menerima lebih banyak gaya kekuatan. Ini dapat menyebabkan fraktur stres. Fraktur stres lebih sering terjadi pada atlit.

Gejala-gejala

Banyak fraktur terasakan sangat sakit dan dapat mencegah anda menggerakkan daerah lokasi yang cedera. Gejala-gejala yang umum lainnya adalah:
·    Pembengkakan dan sekitar daerah cedera melembek
·    Memar
·    Deformitas, yakni anggota gerak terlihat “keluar dari tempatnya” atau bagian dari tulang mungkin menusuk kulit.

Pemeriksaan Dokter

Dokter anda akan melakukan pemeriksaan yang cermat untuk menilai keseluruhan kondisi tubuh anda, demikian juga luasnya cedera. Ia akan bicara dengan anda sekitar bagaimana cedera tersebut terjadi, gejala yang anda rasakan, dan riwayat kesehatan anda sebelum ini.
Cara paling umum dalam mengevaluasi sebuah fraktur adalah dengan pemeriksaan sinar-x, yang mampu memerlihatkan penciteraan tulang dengan jelas. Dokter anda akan menggunakannya untuk memerifikasi diagnosis. Pemeriksaan sinar-x dapat menunjukkan apakah tulang anda itu masih utuh ataukah patah. Pemeriksaan ini juga memerlihatkan tipe dari fraktur dan memastikan dimana lokasinya dalam tulang.

Pengobatan

Semua bentuk pengobatan patah tulang akan mengikuti satu aturan dasar: semua potongan tulang harus dikembalikan ke posisinya yang normal dan mencegahnya bergerak keluar dari tempatnya hingga saatnya mereka sembuh. Dalam banyak kasus, dokter akan mengembalikan bagian-bagian dari satu patah tulang kembali ke posisi aselinya. Istilah teknis untuk proses ini adalah “reduksi”.
Tulang yang patah akan menyembuh melalui cara “terajut” kembali bersama-sama dengan tulang yang baru yang terbentuk sekitar tepi bagian-bagian patahan.
Pembedahan kadangkala dibutuhkan untuk mengobati sebuah fraktur. Tipe pengobatan yang dibutuhkan bergantung pada tingkat parah patahan, apakah ia berjenis “terbuka” ataukah “tertutup”, dan tulang khusus apakah yang terlibat. Sebagai contoh, satu patah tulang pada tulang belakang diobati secara berbeda dari patah tulang betis atau tulang panggul.
Dokter akan menggunakan bermacam jenis perlakuan dalam mengobati fraktur, yakni:

Imobilisasi dengan Gips:
Gips merupakan tipe pengobatan paling umum dari fraktur, karena kebanyakan tulang yang patah dapat menyembuh dengan berhasil ketika mereka telah terreposisi dan dipakaikan gips untuk menjaga ujung-ujung patahan ada dalam posisinya yang benar sementara mereka menyembuh.

Gips fungsional atau kurawal/brace:
Gips atau kurawal memberikan kesempatan sendi-sendi di dekat fraktur untuk dapat bergerak secara terbatas atau “terkontrol”. Pengobatan jenis ini hanya cocok untuk beberapa tipe fraktur saja.

Traksi /Tarikan kontinyu:
Traksi biasanya dipakai untuk meluruskan sebuah tulang atau beberapa tulang melalui cara melakukan aksi tarikan yang lembut namun ajeg/terus menerus.

Fiksasi Eksternal
Pada tipe operasi ini, pin-pin metal atau sekrup-sekrup metal diletakkan ke dalam tulang yang patah di atas dan di bawah lokasi fraktur. Pin-pin dan sekrup-sekrup ini dihubungkan dengan sebuah batangan metal atau bahan keras lainnya yang sama yang diletakkan di luar kulit. Peralatan ini merupakan sebuah rangka penyetabil yang memertahankan tulang dalam posisinya yang benar sementara mereka menyembuh.
Pada kasus-kasus di mana kulit dan jaringan lunak lainnya sekitar fraktur rusak parah, sebuah fiksator eksternal mungkin diaplikasikan hingga saatnya nanti pembedahan lanjutannya dapat ditoleransi.



Gambar 2
Sebuah fiksator eksternal diaplikasikan ke sebuah tulang paha yang patah.

Reduksi Terbuka dan Fiksasi Internal:
Selama operasi ini, fragmen-fragmen tulang mula pertama direposisi (reduksi) dalam garis penyatuan normalnya, lalu dipertahankan bersama dengan sekrup-sekrup khusus atau dengan melekatkan plat metal ke permukaan luar tulang. Fragmen-fragmen tulang juga dapat di pegang bersama-sama dengan cara menginsersikan/memasukkan batangan metal ke dalam ruang sumsum pada pusat/center tulang.


Gambar 3

Sebuah disain khusus batangan metal, disebut nail intrameduler, menyediakan fiksasi yang kuat untuk fraktur tulang paha ini.


Gambar 4
Tulang lengan bawah yang patah dipegang dalam posisinya dengan menggunakan plat dan sekrup sementara mereka menyembuh.


Penyembuhan

Fraktur membutuhkan beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk sembuh bergantung pada luasnya cedera dan seberapa disiplinnya anda mengikuti nasihat dokter. Nyeri biasanya berhenti setelah frakturnya cukup padat untuk menerima stres aktifitas normal.
Bahkan setelah gips atau kurawal anda dilepaskan, anda mungkin perlu melanjutkan membatasi pergerakan hingga tulang cukup padat buat aktifitas normal.
Selama masa penyembuhan, kemungkinan besar anda akan, dan ini wajar, kehilangn kekuatan otot pada daerah yang mengalami cedera. Latihan-ltihan khusus akan membantu anda mengembalikan kekuatan otot, gerakan sendi, dan fleksibilitas kembali normal.

Pencegahan


Asupan gizi dan latihan yang benar dapat membantu dalam mencegah beberapa jenis fraktur. Asupan gizi yang kaya kalsium dan Vitamin D akan mendorong pengembangan kekuatan tulang. Latihan penopangan beban juga membantu menjaga tulang tetap kuat.